Animasi

PERATURAN DALAM BEKERJA

Ucapan terima kasih
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada koordinator dan staf program CGIAR Systemwide Program
on Collective Action and Property Rights (Ruth Meinzen-Dick, Esther Mwangi, Stephan Dohrn dan Helen
Markelova), yang telah banyak memberikan dukungan pada penelitian kami. Saya juga ucapkan terima
kasih kepada pihak BMZ yang telah memberikan dukungan dana melalui program CAPRi untuk penelitian
“Collective Action to Secure Property Rights for the Poor: Avoiding Elite Capture of Natural Resource Benefits
and Governance Systems“, dan kepada manajemen CIFOR (khususnya Ibu Doris Capistrano) atas bimbingannya.
Staf CIFOR, Gideon Suharyanto, Yani Saloh, Eko Prianto dan Yunety Tarigan dengan keahlian dan talentanya
telah banyak membantu proses penyelesaian buku ini. Rasanya kurang bijak jika saya tidak menyebutkan
donor ACM yang sebagian pelajarannya menjadi bagian dari buku ini. Mereka antara lain DFID, EU, USAID,
Ford Foundation, ADB, IDRC, IFAD dan ITTO. Saya berterima kasih kepada Yentirizal and Neldysavrino, dua
fasilitator desa kami, yang mendorong diterbitkannya buku ini, dan kepada Heru Komarudin dan Yulia
Siagian, yang telah memeriksa kembali naskah akhir! Terakhir, saya harus berterima kasih kepada masyarakat
desa yang pengalaman (dan kesabarannya) telah menjadi sumber utama buku tentang “aturan” ini.

Bagian I: Sebelum anda mulai
Bagian ini terkait pemahaman kondisi setempat,
kenyataan bahwa kita berurusan dengan sistem,
dan adanya “fenomena yang muncul tiba-tiba”
(emergence).
Aturan No. 1: Pelajari dulu kondisi setempat.
Anda perlu paham seluk beluk masyarakat dan
kondisinya sebelum anda mencoba melakukan
perubahan apapun. Anda bisa membuat kesalahan
besar jika anda berasumsi bahwa masyarakat
setempat punya motivasi yang sama dengan anda
dan bahwa mereka berperilaku sama.
Anda perlu paham motivasi dan nilai-nilai
pribadi yang mereka anut, bagaimana cara mereka
memperlakukan orang lain, perbedaan-perbedaan
apa yang ada dalam kelompok mereka sendiri dan
dengan orang lain. Bagaimana mereka memandang
diri mereka sendiri? Kehidupan seperti apa yang
mereka miliki dan inginkan?
Bagaimana dan apa saja mata pencaharian
mereka? Seberapa pentingkah uang dibandingkan
dengan subsisten? Siapa melakukan apa dan
bagaimana mereka mencari penghidupan dan
kaitannya dengan faktor-faktor sosial (seperti status,
pendapatan, kekuasaan)?
Siapa yang punya wewenang (hak yang
disepakati bersama untuk memutuskan sesuatu)
dalam kelompok? Siapa yang punya kekuasaan
(kemampuan untuk beraksi dan mempengaruhi aksi
pihak lain)? Sejauh mana penggunaan wewenang
dan kekuasaan dapat diterima oleh masyarakat?
Pihak mana lagi yang penting untuk
diperhitungkan? Adakah desa-desa terdekat?
Kelompok-kelompok etnis lain? Perusahaan kayu
atau personil proyek konservasi? Bagaimana
hubungan antara masyarakat (atau kelompokkelompok
kelompokkelompok
yang berbeda dalam masyarakat) dengan
kelompok-kelompok luar? Bagaimana masyarakat
atau kelompok masyarakat memanfaatkan
hubungan tersebut?
Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti
itu (dan banyak lagi yang akan anda temukan, kalau
anda cermati), anda dapat menggunakan metodemetode
antropologi budaya—analisis etnografi,
pengamatan partisipan, dan beberapa metode
pelengkap seperti penilaian partisipasi pedesaan
(participatory rural appraisal atau PRA).
Aturan No. 2: Semua hal saling terkait. Kita
bicara soal sistem sosial, maksudnya adalah ketika
kita memasukkan sesuatu ke dalam kehidupan
suatu masyarakat, maka bagian-bagian lain dari
akan terpengaruh. Seringkali pengaruh ini tidak
jelas terlihat sebelum kita mulai memasukinya.
Perubahan eksternal, yang tak seorang pun dalam
masyarakat tersebut mampu mengendalikannya,
dapat juga mengubah sistem setempat. Ini satu
alasan pentingnya mempelajari dulu keadaan
setempat. Metode-metode antropologis yang
holistik dapat menolong anda mengantisipasi
sebagian dari akibat perubahan—entah disebabkan
oleh anda, masyarakat setempat, atau datang dari
luar. Namun kita tidak mungkin dapat mengantisipasi
semua akibat perubahan tersebut. Pengetahuan kita
terbatas, selain karena rumitnya sistem sosial juga
karena perubahan terjadi setiap saat.
Alat lain yang berguna untuk mengantisipasi
akibat-akibat perubahan adalah diagram-diagram
lingkaran (loop) kausal (dari bidang dinamika
sistem). Dengan siklus lingkaran kausal, yang
memperlihatkan keterkaitan antara satu bagian
dengan bagian lain, anda akan lebih terbantu
membuka wawasan pengetahuan pasif anda .
Anda dapat melakukannya sendiri, atau lebih
baik lagi, kumpulkan beberapa kelompok orang
untuk mendiskusikan dan membantu anda mengurai
lingkaran-lingkaran kausal ini. Melalui proses diskusi,
akan diperoleh pemahaman yang sama di antara
kelompok orang dengan latar belakang yang sangat
berbeda dan dengan perbedaan kepentingan
tentang sistem yang mereka jalani. Langkah terakhir,
yang menuntut keahlian lebih dari yang kita miliki,
adalah mengembangkan model dinamika sistem.
Langkah ini dapat lebih mendorong pemahaman
bersama dan memungkinkan pengujian langsung
atas implikasi dari beragam skenario. Tapi penting
untuk diingat ketika kita menggunakan metode ini,
bahwa ‘semua model adalah salah’. Proses—yang
memperluas pemahaman kita—sama pentingnya
dengan hasil akhir (model).
Aturan No. 3: Fenomena yang muncul tibatiba
(emergence). Ini adalah kata yang besar untuk
ide yang sederhana. Terkadang kejadian atau
aksi terjadi karena interaksi internal di dalam
sistem. Saya meminjam contoh sederhana ini dari
Dennis Meadows, seorang ahli ternama di bidang
dinamika sistem dan konsultan manajemen. Ketika
ia diperkenalkan untuk memberi sambutan belum
lama ini, sebagian besar hadirin mulai bertepuk
tangan. Dia tersenyum, berterima kasih kepada
hadirin atas penghargaan yang diberikan, dan
meminta mereka untuk mengikuti permintaannya
sejenak dan bertepuk tangan secara bersamaan.
Beberapa saat kemudian, mereka bertepuk tangan
dalam irama yang serempak. Tetapi ketika dia
bertanya bagaimana mereka bisa melakukan itu,
tak seorangpun dapat menjawab. Tak ada orang
yang berdiri dan memberi mereka perintah, atau
memukul drum, atau membantu mereka memenuhi
permintaan tersebut—mereka melakukannya,
barangkali melalui pengamatan dan sedikit
penyesuaian diri dan kerjasama. Kemampuan hadirin
untuk bertepuk tangan secara bersamaan karena
diminta adalah contoh dari suatu aksi fenomena
baru.
Interaksi terus menerus antar sesama anggota
masyarakat dan antara masyarakat dengan
lingkungannya menghasilkan fenomena baru.
Segala sesuatu terjadi akibat interaksi antar bagian
sistem, dan kita tidak mengerti bagaimana proses
terjadinya. Kita tidak dapat meramalkan semua akibat
dari perbuatan kita. Tak ada tindakan yang perlu
kita lakukan terhadap fenomena yang muncul, tapi
akan berguna bila kita menyadari keberadaannya
sehingga kita tidak terlalu terkejut ketika sesuatu
terjadi tanpa diduga dan menciptakan hasil yang
tidak diduga (lihat Aturan No. 22 tentang kendali).
Bagian II: Katalisasi aksi kolektif
Yang saya maksud dengan ‘katalisasi’ adalah
‘mendorong terciptanya sesuatu’, ‘untuk
menggantikan peran yang selama ini hilang untuk
mendorong terjadinya sesuatu’, ‘untuk memberi
percikan’. Bagian ini membahas komponen aksi dari
pelajaran ini, tetapi sebenarnya tidak lebih penting
dari pelajaran-pelajaran lain yang sifatnya lebih
konseptual dan soal perilaku yang diurai di bagianbagian
lain.
Aturan No. 4: Hormati dan bekerja dengan
institusi yang ada. Setiap masyarakat punya
institusi sendiri, baik karena kekerabatan, persamaan
kepentingan, pekerjaan maupun prinsip-prinsip
organisasi lainnya. Dalam suatu masyarakat, orang
melakukan banyak hal bersama-sama, atas dasar
ikatan yang mereka anggap penting. Bagian dari
pekerjaan anda adalah menemukan institusiinstitusi
yang ada di masyarakat. Institusi tersebut
berupa kumpulan modal sosial, rasa saling percaya,
pola komunikasi dan persahabatan.
Anda dapat temukan dengan mencatat apa yang
mereka lakukan dalam kelompok. Di Kalimantan,
misalnya, kaum perempuan membentuk kelompok
berjangka waktu pendek untuk saling membantu
pekerjaan di ladang masing-masing, secara
bergantian; di Sumatra, perempuan muslim
bertemu setiap minggu untuk mengaji Al Quran. Di
Jawa, Kenya, Bangladesh dan banyak daerah lain,
para perempuan membentuk kelompok-kelompok
arisan. Para lelaki Bali berkumpul untuk mengelola
sistem irigasi mereka; para lelaki di beberapa
negara Amerika Latin bertemu secara berkala
hanya untuk minum dan menikmati kebersamaan
mereka. Para lelaki dan perempuan di Amerika
Serikat bergabung dalam kelompok-kelompok yang
peduli akan konservasi, turut serta dalam dewan
sekolah setempat dan bergabung dalam kelompokkelompok
berkebun. Kelompok-kelompok bisa
berbasis etnis, seperti Yayasan Adat Punan, sebuah
kelompok pemburu yang hidup di Kalimantan
Timur yang menyadari posisi marjinal mereka .

Perempuan di Lubuk Kambing, Jambi bersama-sama menanam padi pada musim tanam.

masyarakat dan ingin melakukan suatu perubahan;
atau kelompok dapat juga berdasarkan kasta
(bandingkan dengan kelompok sejenis ‘yang tak
dapat disentuh di India).
Kelompok semacam ini, entah formal maupun
informal, dapat menjadi dasar untuk membangun
aksi kolektif. Keuntungan bekerja dengan
kelompok-kelompok yang telah ada sebelumnya
adalah bahwa mereka sudah menghabiskan waktu
mereka untuk bertemu, jadi tidak perlu tambahan
waktu lagi. Waktu mereka tersedia untuk kegiatan
bersama. Bekerja dengan mereka tidak perlu lagi
membangun pola komunikasi baru (setidaknya di
awal), dan jumlah pertemuan yang harus mereka
hadiripun bisa dikurangi. Selain itu, bekerja dengan
mereka menjadi bentuk pengakuan atas nilai-nilai
dari sebagian cara hidup mereka yang telah berjalan
selama ini. Pengakuan seperti ini sangat penting
untuk menumbuhkan kepercayaan diri mereka—
juga penting untuk menghasilkan aksi kolektif yang
efektif.
Proses mencari institusi lokal mungkin menjadi
langkah kunci dalam menentukan dengan siapa
anda akan bekerja (walau kadang orang diundang
oleh sebuah kelompok tertentu, atau ‘kelompok
sasaran’ karena prasyarat penyandang dana mereka).
Anda perlu menentukan sebuah kelompok yang
tepat yang dapat bekerja dengan anda, dan dengan
sasaran-sasaran yang anda dapat terima. Yang
mungkin juga penting adalah memilih kelompokkelompok
yang mencerminkan keragaman dalam
masyarakat.



Tidak ada postingan.
Tidak ada postingan.